Home » » Detik-detik Runtuhnya Khilafah Islamiyah

Detik-detik Runtuhnya Khilafah Islamiyah


 Detik-detik  Runtuhnya Khilafah Islamiyah
Oleh: Nur Choirul Afif*

          Keruntuhan Khilafah Islamiyah terakhir di Istambul hendaknya menjadi renungan bagi kita. Beberapa faktbor penyebab utama kemunduran Negara Khilafah diantaranya;Konspirasi Negara-negara kafir imperialis, pengkhianatan pejabat tinggi Negara, adanya ide-ide sesat (nasionalisme,patriotisme, demokrasi dan HAM) yang mempengaruhi pemikiran kaum muda di Turki dan wilayah Khilafah lainnya, terhentinya ijtihad, upaya memasukkan Undang-undang barat dalam konstitusi Negara Khilafah, penghancuran aqidah Islam melalui serangan misionaris Kristen[1].Puncaknya, pada tanggal 3 Maret 1924, agen Inggris keturunan Yahudi Dunamah bernama Mustafa Kemal Pasha menyatakan dibubarkannya Negara Khilafah Islamiyah yang berpusat di Istambul,  dan kemudian menggantinya dengan sistem republik dengan asasnya sekular-demokrasi serta memindahkan ibukota Turki dari Istambul ke Ankara.
Sultan Abdul Hamid dan Yahudi
Pada masa pemerintahan Khalifah Sultan Abdul Hamid II, Pemimpin Zionis Internasional  bernama Theodore Herzl melalui sahabatnya yang dekat dengan keluarga istana meminta kepada Khalifah untuk memberikan tanah Palestina kepada orang-orang Yahudi. Dan jika diijinkan menempati Palestina, orang-orang Yahudi akan menyelesaikan utang-utang Negara Khilafah[2].Namun Khalifah Sultan Abdul Hamid II menolak dengan tegas,melalui suratnya; “Nasehatilah temanmu Herzl agar dia tidak mengambil langkah-langkah baru mengenai masalah ini, sebab saya tidak bisa mundur dari tanah suci ini (Palestina) walaupun hanya sejengkal. Sebab tanah ini bukanlah milik saya. Dia milik bangsa dan rakyat saya. Nenek moyang saya  telah berjuang demi mendapatkan tanah ini. Mereka telah menyiraminya dengan tetesan darah demi mendapat tanah ini. Maka biarkanlah orang-orang Yahudi itu menggenggam jutaan uang mereka. Jika negeriku tercabik-cabik, maka sangat mungkin mendapatkan negeri Palestina tanpa ada imbalan dan balasan apapun[3]. Namun patut diingat, bahwa hendaklah pencabik-cabikan itu dimulai dari tubuh dan raga kami. Namun tentunya saya juga tidak akan menerima, raga saya dicabik-cabik sepanjang hayat masih dikandung badan”[4].Demikianlah, Herzl gagal merayu Sultan Abdul Hamid II untuk menempati tanah Palestina. Padahal waktu itu utang Negara Khilafah mencapai 20 juta lira[5].
Setelah gagal merayu Sultan Abdul Hamid II, Zionisme Internasional kemudian memulai dengan menggerakkan media-media internasional untuk menjatuhkan Khalifah. Setelah itu, mereka menyatukan musuh-musuh Sultan Abdul Hamid II yang tumbuh dan bercampur baur dalam masyarakat Utsmani. Kita dapatkan para pengikut demokrasi (dan mereka yang diperalat kaum demokrat,pen) melakukan rencana yang sangat teratur dan menyerang. Mereka menguasai jaringan bisnis dunia, media-media Eropa, sehingga sangat mungkin bagi mereka untuk membentuk opini umum tentang pentingnya memecat Sultan Abdul Hamid II dari jabatannya sebagai seorang Khalifah[6].
Pemecatan Khalifah Sultan Abdul Hamid II
Kemudian pada tanggal 31 Maret 1909, Zionis Internasional melakukan konspirasi, yaitu peristiwa tragis yang menimbulkan goncangan hebat. Peristiwa tersebut terjadi di kota Istambul, dimana telah terjadi pembunuhan berdarah yang menimbulkan korban jiwa dikalangan sipil. Dan kemudian mereka menuduh Sultan Abdul Hamid II terlibat dalam peristiwa tersebut[7]. Peristiwa tersebut juga membuat orang-orang Yahudi Eropa dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan (nama lain dari Gerakan Turki Muda pimpinan Mustafa Kemal) memasuki Istambul untuk melakukan aksi turun kejalan di pusat kota menuntut pencopotan Sultan Abdul Hamid II dari jabatannya seorang Khalifah. Dengan dukungan media-media di Turki dan Eropa, mereka menuduh Sultan merencanakan terjadinya peristiwa 31 Maret, membakar mushaf-mushaf Al-Qur`an, pemboros, penumpah darah, dan zhalim[8].
          Untuk memuluskan tujuan tersebut, para revolusionir bentukan Yahudi melakukakan tekanan kepada mufti Islam Muhammad Zhiyaudin untuk mengeluarkan fatwa pencopotan. Pada hari selasa 27 April 1909 M., sebanyak 240 anggota Majelis A`yan (tokoh-tokoh masyarakat yang ditunjuk) mengadakan pertemuan bersama dan menetapkan pencopotan Sultan Abdul Hamid II. Namun sebagian anggota menolak menerima draft tersebut, diantaranya sekretaris fatwa Nuri Affandi yang hadir dalam pertemuan tersebut[9].
Namun atas usulan dan desakan dari Organisasi Persatuan dan Pembangunan,akhirnya dibentuklah panitia untuk menyampaikan keputusan pencopotan pada khalifah kaum muslimin, panitia tersebut terdiri dari:Immanuel Qarashu (seorang Yahudi asal Spanyol), Aaram (Anggota Majelis Perwakilan yang berasal dari Armenia), As`ad Thuathani(Utusan Albania), Arif Hikmat (anggota Majelis `Ayan,asal Irak Karajabani). Kemudian melalui mereka dilakukan (pemberitahuan) pemecatan  Sultan Abdul Hamid II sebagai Khalifah, dan pada saat bersamaan Sultan Abdul Hamid  berkata kepada mereka, Sesungguhnya ini tak lebih dari perbuatan orang-orang Yahudi yang mengancam Khilafah, lalu apa maksud kalian membawa orang ini (Emmanuel) datang kehadapanku?”[10]. Setelah Sultan Abdul Hamid II diturunkan dari jabatannya, kemudian beliau dibuang ke Salonika (wilayah Kekhilafahan Turki yang berbatasan dengan Yunani).
Orang-orang Yahudi dan Freemasonry mengangkat hari pencopotan Sultan Abdul Hamid II sebagai hari raya mereka. Mereka meluapkan kegembiraan dengan mengadakan demonstrasi dijalan-jalan pusat kota Istambul, dan membuat perangko-perangko yang dijual di pasar-pasar Turki Utsmani[11]. Setelah diturunkan dari jabatannya,Sultan Muhammad Rasyad menggantikan beliau sebagai Khalifah kaum muslimin.
 Tidak berapa lama  kemudian, muncullah hakikat sebenarnya yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Kristen dan lebih khusus lagi Inggris. Mereka melihat, bahwa penghancuran Khilafah bukanlah perkara yang mudah, kecuali dengan cara membuat pahlawan boneka dan menggambarkan opini umum tentang sosoknya yang besar dan keramat. Dan mereka mengusulkan nama Musthafa Kemal agar menjadi sumber harapan dan  sumber penghormatan di kalangan perwira tentara dan rakyat  Utsmani.
Mereka membuat beberapa sandiwara peperangan untuk mengangkat (mengorbitkan) nama Musthafa Kemal sebagai pahlawan. Mereka bertempur tetapi tidak ada peluru dan mesiu yang ditembakkan pihak sekutu. Musthafa Kemal berhasil mendesak pasukan sekutu mundur dari wilayah Turki. Kemenangan sandiwara ini disambut oleh rakyat Turki dan menyanjung nama Musthafa Kemal serta menganggapnya sebagai pahlawan penyelamat[12]. Inggris mempublikasikan kemenangan (sandiwara) Musthafa Kemal secara besar-besaran. Atas kemenangan ini Musthafa Kemal mengatakan dihadapan publik; ”Semua rencana tidak akan dilakukan kecuali untuk melindungi kesultanan dan Khilafah serta membebaskan Sultan dan negeri ini dari perbudakan negara asing”[13]. Di sisi lain Duta Besar Inggris mengeluarkan beberapa pernyataan yang ditujukan kepada bangsa Turki supaya mematuhi khalifahnya, seolah-olah mereka berdiri dipihak Sultan dan bermusuhan dengan Musthafa Kemal. Maka bertambahlah kebencian terhadap Khalifah dan bertambahlah kecintaan terhadap pahlawan (boneka) yang memerangi sekutu[14]
Kebusukan rencana Musthafa Kemal mulai terbongkar pada tahun 1341 H/ 1923 M, Organisasi Nasional Turki pimpinan Mustafa Kemal mengumumkan berdirinya Republik Turki yang beribukota di Ankara dan dia terpilih sebagai presiden pertamanya, peristiwa ini membuat posisi Khalifah Sultan Muhammad Wahidudin terancam, kemudian dia melarikan diri ke Malta dengan kapal Inggris.  Awalnya Musthafa Kemal berpura-pura tetap menjaga eksistensi Sistem Khilafah dengan menunjuk Sultan Abdul Majid II menggantikan Sultan Muhammad Wahidudin.
Namun pada tanggal 27 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M, Musthafa Kemal memanggil semua pendiri Organisasi Persatuan dan Pembangunan,dia yakin bahwa tidak ada seorangpun yang berani menentang dirinya. Di hadapan anggota, dia mengusulkan untuk membuat proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai `bisul abad pertengahan`[15]. Akhirnya pada pertemuan tersebut Sistem Kekhilafahan Islam dibubarkan.Pada keesokan harinya, Khalifah Sultan Abdul Majid II dan keluarga Ustmani diusir dari Ibukota Istambul, hartanya disita, dan Musthafa Kemal mengganti sekolah-sekolah Islam dengan sekolah sekuler dibawah kementrian pendidikan[16]. Hal itu dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan pimpinan delegasi Inggris, Lord Curzon pada saat perjanjian Lausanne tanggal 23 Juli 1923.
          Setelah khilafah Islam dibubarkan dan pasukan Inggris ditarik dari wilayah Turki. Menteri luar negeri Inggris, Curzon dipanggil Senat Inggris untuk mempertanggungjawabkan perihal penarikan pasukan Inggris dari wilayah Turki, dihadapan anggota Senat Curzon berkata, ”Utama persoalannya adalah bahwa Turki telah dihancurkan dan tidak akan pernah bangkit kembali, karena kita telah berhasil menghancurkan dua kekuatan spiritualnya, yaitu  Khilafah dan Islam[17].

Khatimah
          Demikian sepenggal kisah detik-detik terakhir runtuhnya Khilafah Islamiyah.Wahai saudaraku, kita tahu bahwa orang-orang kafir seperti  Yahudi dan nasrani akan selalu memusuhi kaum muslimin. Mereka menyukai apa-apa yang menyusahkan kita dan mereka akan selalu melakukan konspirasi untuk berusaha  memecah belah dan memusnahkan kaum muslimin. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah ridha sampai kamu masuk dalam golongan mereka”.(QS.Al  Baqarah :120)
         
          Sudah saatnya kita membangun ukhuwah Islamiyah dan menghadapi musuh bersama, yaitu orang-orang kafir dan munafik yang selalu menghina Islam dan kaum muslimin. Dan memfokuskan pada opini urgensi penegakkan Khilafah dan Syariah untuk menjadikannya opini umum ditengah-tengah masyarakat (bukan mengopinikan demokratisasi, kesetaraan gender,HAM,dll).   
          Saudaraku, khilafah pasti akan tegak dengan atau tanpa kita. Karena ini merupakan janji  Rasulullah SAW:

“...Sesungguhnya akan ada Khilafah yang mengikuti metode kenabian(HR.Ahmad)

Tinggal kita memilih, apakah kita menjadi orang yang berjuang terhadap penegakan Khilafah dan Syariah, atau kita menjadi orang yang setuju terhadap penegakkan Khilafah dan syariah ketika Khilafah sudah tegak.
Wallaahu `alam bi Showab

                                                * Penulis adalah Bendahara I DKM Unpad


[1] Lihat: Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islamiyah, Abdul Qadim Zallum,hal.25
[2] Lihat: Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyyah, Ali Muhammad As Shalabi,hal.591-592
[3] Apa yang dinyatakan Sultan Abdul Hamid II melalui catatan hariannya terbukti 24 tahun kemudian setelah dibubarkannya Khilafah,yaitu pada tanggal 18 Mei 1948 dengan berdirinya Negara Yahudi di tanah Palestina atas pemberian pemerintah Inggris.
[4] Lihat: Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II, Dr. Muhammad Harb,hal.119 dan Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah,hal 591-592
[5] Ibid,hal.590
[6] Ibid,hal.597 yang dikutip dari A-Yahuud wa al- `Utsmaniyah,Dr.Ahmad al-Nu`aimi, hal.158
[7] Ibid,hlm.597
[8]Lihat: Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah,hlm.607
[9] Ibid, hal.609
[10] Ibid,hal.611
[11] Ibid,hal.611-612
[12] Lihat: Runtuhnya Khilafah dan Upaya Menegakkannya,Dr.Abdullah Azzam,hal.168
[13] Lihat: Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah,hal.625
[14] Lihat: Runtuhnya Khilafah dan Upaya Menegakkannya,hal.168-169
[15] Lihat: Tarikh al-Utsmani fi syo`ri, Muhammad Abdu Ghuddah,hal. 110 dikutip oleh Muhammad As Shalabi,hal. 626
[16] Lihat: Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islamiyah,hal.176
[17] Ibid,hal.184

0 komentar :

Posting Komentar

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS